Kampus Ursulin Yuwati Bhakti terus menerus melatih peserta didik TB-TK Sukapirena, SD, dan SMP Yuwati Bhakti untuk menjalin toleransi dan empati pada sesama. Salah satunya, kegiatan berbagi takjil dan buka puasa bersama yang rutin dilakukan setiap tahun pada bulan Ramadan. Tahun 2025 ini, berbagi takjil dilakukan pada 18 Maret 2025 di sekitar Jalan Suryakencana. Dalam kegiatan itu, lebih kurang 50 peserta didik perwakilan dari TB-TK, SD, dan SMP Yuwati Bhakti didampingi para pendidik berbagi tugas dalam menyalurkan 500 paket takjil dalam waktu kurang dari 60 menit. Usai membagikan takjil, mereka tersenyum bahagia yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Setelah bercanda sejenak dengan sesama teman, para pendidik, dan para suster, mereka pun kembali ke rumah masing-masing bersama orang tua yang setia mengantarkan putra-putrinya.



Kamis, 20 Maret 2025, sekitar Pukul 17.15 WIB, halaman aula Kampus Ursulin Yuwati Bhakti kembali dipenuhi oleh para undangan. Mereka adalah peserta didik TB-TK Sukapirena, SD dan SMP Yuwati Bhakti yang Muslim dengan orang tua dan seluruh pegawai Kampus Ursulin Yuwati Bhakti dan Rumah Retret Griya Santa Angela bersama keluarga. Sore itu, kami semua diundang oleh Yayasan Yuwati Bhakti dalam acara buka puasa bersama dengan tema “Kebersamaan dalam Keberkahan Ramadan 2025”. Pada acara ini, panitia juga mengundang seorang pemuka agama asal Lembursitu, Bapak Duduh Kusdiana. Beliau aktif memberikan tausiah kepada umat Muslim di daerah Cikembar.

Ketua Yayasan Yuwati Bhakti, Sr. Catharina, OSU menyapa para undangan di awal acara dengan senyum bahagia, menyampaikan terima kasih atas kehadiran seluruh undangan, serta semua pihak yang terlibat dalam acara buka bersama ini. Beliau juga mengungkapkan rasa syukurnya atas kebersamaan yang selama ini telah terjalin dengan sangat indah di Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi, meski dengan berbagai perbedaan yang ada. “Acara buka bersama ini merupakan salah satu cara mewujudkan rasa kebersamaan di Kampus Ursulin Yuwati Bhakti,” ungkapnya.
Senada dengan yang disampaikan oleh Suster, Bapak Duduh pun menguraikan dalam tausiahnya mengenai indahnya kebersamaan dalam perbedaan. Menurut beliau, dunia ini memang diciptakan dengan berbagai perbedaan. Ada hitam ada putih, ada pria ada wanita, ada siang ada malam. Itu semua diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi. Kebersamaan terwujud dalam silaturahmi, silih asih, silih asuh, dan saling menghargai. Selama lebih kurang 30 menit, Bapak Duduh menjelaskan makna kebersamaan dalam tausiah Ramadan ini, yang didengarkan oleh seluruh hadirin, termasuk anak-anak yang duduk manis di atas karpet.

Ketika adzan berkumandang, usai pula tausiah yang dibawakan oleh Bapak Duduh. Seluruh hadiran mengungkapkan rasa syukur atas puasa hari itu. Hadirin dipersilakan menikmati berbagai hidangan takjil yang telah tersedia. Silaturahmi pun terwujud dalam bincang ringan sambil menikmati takjil yang beraneka ragam. Beberapa hadirin juga melaksanakan Sholat Maghrib di tempat yang disediakan panitia. Setelah semuanya selesai beribadah dan berkumpul di aula, seluruh hadirin makan malam bersama. Kebersamaan sangat terasa di momen itu. Anak-anak, remaja, orang tua, guru, para Suster menyatu dalam satu santapan malam yang sederhana.
“Kayak makan di rumah sendiri,” ungkap salah satu peserta sambil tertawa. Mereka terlihat benar-benar menikmati acara buka puasa bersama malam itu. Semoga kebersamaan yang telah dilalui ini menjadi keberkahan Ramadan di tahun 2025 ini.


Agnes Tri Maryunani – Kampus Ursulin Yuwati Bhakti