Sejarah Singkat
Atas desakan Mgr. Ant. Van Velsen, SJ kepada para suster di Weltevreden, dibukalah biara, sekolah dan asrama putri di Selabatoeweg (sekarang Jl. Suryakencana) daerah di sekitar perkebunan Sukabumi. Pada tanggal 21 Juni 1926 Mgr. Ant. Van Velsen, SJ memberkati biara dan sekolah St. Xaverius, Sr. Gerardine Edmonds ditunjuk sebagai Kepala Sekolah sekaligus Pemimpin Komunitas.
Tahun 1996 dibuka kelas Taman Bermain (TB) untuk anak yang berusia 3 – 4 tahun. Ternyata, dibukanya TB Sukapirena diterima baik oleh masyarakat Kota Sukabumi. Bahkan beberapa orangtua peserta didik ingin menyekolahkan putra-putri mereka lebih awal, sehingga pada tahun pelajaran 2013 – 2014, TB-TK Sukapirena membuka kelas TB kecil untuk anak yang berusia 2 – 3 tahun. Hingga saat ini TB-TK Sukapirena terdiri dari TB kecil (2 – 3 tahun), TB besar (3-4 tahun), TK A (4-5 tahun, dan TK B (5-6 tahun).
TK (Frobel School) Sukapirena dibuka pada tanggal 1 Juli 1926, bersamaan dengan Europese Lagere School (SD) untuk anak Eropa. Pada zaman perang (1942-1947) para suster Belanda masuk kamp tawanan di Cicurug. Dua suster pribumi yang bekerja di RS Lidwina tetap mengajar anak-anak walaupun biara dan sekolah dijadikan kamp tawanan. Setelah perang usai, para suster kembali ke Sukabumi tetapi belum bisa menempati biara karena masih dipakai oleh para tentara.
Akhirnya para suster menempati rumah yang ada di Gunung Parang (sekarang Jl. R.E. Martadinata) bekas rumah suster JMJ yang kembali ke luar Jawa. Para suster tinggal di pastoran Gunung Parang bersama dengan pastor Fransiskan dan Sr. Adrienne bersama anak-anak asrama.
Letak TB-TK Sukapirena sangat strategis, berada di tengah kota Sukabumi yang ramai dan padat, sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi atau umum. Lingkungan belajar TB-TK Sukapirena aman, nyaman, dan jauh dari kebisingan kota, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, TB-TK Sukapirena terus menerus melakukan pembenahan dari berbagi aspek, mulai dari renovasi gedung, sarana prasarana hingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM). Secara rutin, semua pegawai yang terdiri dari tenaga pendidik, kependidikan, dan penunjang diberi pelatihan maupun mengembangkan sendiri pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai jabatan dan tugas masing-masing.
TB-TK Sukapirena melakukan pembelajaran dengan mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat masa kini maupun yang akan datang sehingga tidak hanya mengandalkan intelektual, tapi pembelajaran yang utuh menyeluruh dari berbagai aspek perkembangan anak usia dini, yaitu nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosial dan seni. Untuk memperluas wawasan peserta didik, pembelajaran pun dilakukan di dalam kelas, di luar, kelas, bahkan di luar sekolah dengan memanfaatkan semua sarana yang ada di lingkungan sekitar. Sebagai salah satu sekolah Ursulin, TB-TK Sukapirena memiliki semboyan yang sama dengan sekolah Ursulin di seluruh dunia yaitu Serviam yang berarti aku mengabdi.
Visi, Misi, Value Proposition (VP) TB-TK Sukapirena Yuwati Bhakti mengarahkan peserta didik menjadi komunitas pembelajar seumur hidup, yang kritis, kreatif, dan inovatif, yang mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan seturut semangat Santa Angela, yang secara khusus pada tahun 2023 – 2026 ini diarahkan menjadi pemimpin holistik, berkarakterter Serviam, dan berwawasan global sehingga mereka dapat memasuki dunia kerja dan masyarakat yang makin hari makin berkembang dengan pesat dalam ilmu pengetahuan dan digital, yang diimbangi dengan iman yang mendalam.